Detail Berita

Kongres Perempuan dalam rangka Hari Peringatan Nasional (Harganas) ke XXX Tahun 2023 di Provinsi Jawa Timur Tahun 2023

SURABAYA - (26/06) Pemerintah Jawa Timur melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur menggelar kegiatan Kongres Perempuan yang merupakan rangkaian memperingati Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) ke XXX Tahun 2023 dengan tajuk “Membangun Ketahanan Keluarga Menjadi Penguat Ketahanan Nasional”.

 

Ibu Aniswaty Aziz, S.E., M.Si. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluaga Berencana Kabupaten Malang menghadiri kegiatan Kongres Perempuan yang berlangsung selama dua hari, Senin - Selasa (26-27/6/2023) di Hotel Novotel Samator Surabaya Timur serta diikuti sejumlah 209 orang yang terdiri dari OPD PPA maupun KB se-Jawa Timur, 43 organisasi perempuan yang tergabung dalam BKOW Jawa Timur, TP PKK se-Jawa Timur, Pengadilan Agama se-Jawa Timur, dan Kementerian Agama se- Jawa Timur. Kongres perempuan digelar, untuk meningkatkan kapasitas mitra dan organisasi masyarakat dalam ketahanan dan kesejahteraan keluarga, serta menurunkan perkawinan anak dan perceraian. Selain itu juga, untuk mewujudkan ketahanan keluarga dengan menjalankan delapan fungsi keluarga (dalam istilah PKK), yang mana dalam BKKBN juga dikenal dengan iBangga (Indeks Pembangunan Keluarga), yang memiliki tiga dimensi yaitu, dimensi kemandirian, ketentraman, dan kebahagiaan.

 

Gubernur Jawa Timur, Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si., dalam sambutan pembukaannya yang dibacakan oleh Sekda Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono, A.KS., M.AP., menyampaikan, kongres perempuan yang di dalamnya diumumkan pemenang lomba iBangga ini merupakan inovasi baru, dimana Jawa Timur merupakan provinsi pertama di Indonesia yang menyelenggarakan lomba semacam ini. “Tentunya ini akan menjadi tradisi ke depan. Dan ini juga menandakan bahwa Provinsi Jawa Timur sudah berbuat lebih dalam upayanya melindungi ketahanan keluarga dan perempuan,” tutur Sekda Jawa Timur tersebut.

 

Lebih lanjut, Sekda Jawa Timur menjelaskan isu strategis yang mengemuka saat ini adalah upaya percepatan penurunan perkawinan anak, di mana di tahun 2024 upaya penurunan perkawinan anak dalam target RPJMN yaitu 8.74%. Jawa Timur sendiri memiliki angka perkawinan anak yang cukup tinggi yaitu sebanyak 15.095 kasus pada Tahun 2022 menurut data dari Pengadilan Tinggi Agama Surabaya. “Perkawinan anak yang terjadi pada usia yang terlalu muda ini, seringkali berdampak negatif pada ketahanan keluarga,”. Selanjutnya, Pak Adhy Karyono, A.KS., M.AP. mengemukakan dari kasus perkawinan anak juga akan muncul permasalahan lain yakni stunting. Dikatakannya, prevalensi stunting di Jawa Timur pada tahun 2021 sebesar 23,50, tahun 2022 sebesar 19,20 atau turun sekitar 4.30, namun angka tersebut masih harus dikejar agar menjadi 14% pada tahun 2024. “Karenanya stunting masih menjadi tugas besar kita semua. Selain itu, perlu juga menjadi perhatian bersama Angka Kematian Ibu atau AKI di Jatim yang tercatat 499 jiwa dan Angka Kematian Bayi atau AKB sebesar 3.172 jiwa selama tahun 2022. Angka tersebut mengalami penurunan dan sudah di bawah target RPJMN maupun akselerasi SDG’S, namun tetap dibutuhkan percepatan dalam pencegahan maupun penanganannya,” terangnya.

 

Aniswaty Aziz, S.E., M.Si. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluaga Berencana Kabupaten Malang sebagai perwakilan BAKORWIL Malang memberikan pemaparan terkait inovasi-inovasi yang di lakukan oleh Pemerintahan Kabupaten Malang dalam upaya mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dengan penggunaan aplikasi Contra War (Contraceptive For Women at Risk) yang merupakan inovasi yang dikembangkan oleh DPPKB Kabupaten Malang yang diterapkan sejak Tahun 2014 dan berhasil menurunkan AKI-AKB di Kabupaten Malang lebih dari 50% dari tahun sebelumnya dan sudah mendapatkan penghargaan dari Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-RB) atas TOP 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2018. Kemudian sebagai upaya pencegahan pernikahan pada usia muda terdapat aplikasi Konco Sregep (Konco Sukses, Responsif, Enerjik, Giat belajar, Empati, dan Produktif) yang didalamnya untuk pembelajaran Kesehatan reproduksi, seks, kesehatan mental, dan pembentukan karakter bagi remaja. Aplikasi ini memang khusus dirancang untuk  untuk penguatan program GenRe era Pandemi Covid-19 dalam upaya pencegahan kehamilan remaja di Kabupaten Malang. Meskipun begitu, Konco Sregep juga bisa di akses oleh mereka yang bukan berdomisili di Malang. Sebab, bisa diunduh melalui Play Store. Aplikasi ini sudah banyak di unduh para remaja Kabupaten Malang terutama pada sekolah-sekolah yang mempunyai SSK (Sekolah Siaga Kependudukan). Dan inovasi lainnya yaitu aplikasi Wadool sebagai aplikasi pelaporan kekerasan kepada perempuan dan anak.

Berita Lain